Destined To Be Great

Monday, June 22, 2009

Gambar Diri [III] Asal Mula Terbentuknya

http://muhammadnajib.files.wordpress.com/2008/05/lebah1.jpgPada 1996, Charlie Ellington di Cambridge University, Inggris telah menunjukkan bagaimana pusaran udara di sekitar sayap serangga memainkan peranan penting untuk mengangkat badannya. Pada umumnya serangga menggetarkan sayapnya kuat-kuat dengan sudut 145 hingga 165 derajat berkali-kali sesuai ukuran tubuhnya. Tujuannya adalah menghasilkan gaya aerodinamik yang cukup untuk mengangkat tubuhnya.

Menurut teori tersebut maka seharusnya ada satu serangga yang tidak dapat terbang yaitu LEBAH, karena badannya yang berat dan sayapnya yang pendek tidak bisa menghasilkan daya angkat yang cukup.

Saat Dickinson dan koleganya merekam lebah yang melayang dengan 6.000 frame per detik, mereka melihat pola unik kepakan sayapnya. Saat mengangkat, sayapnya berputar 90 derajat dan kembali ke posisi awal saat ditarik. Dalam sedetik, ia dapat melakukan sekitar 230 kali kepakan.

Lalu tim peneliti membuat model robot untuk mengukur energi yang dihasilkan. Luar biasa, besarnya energi yang dihasilkan dengan cara mengubah posisi sayap itu memang cukup besar menghasilkan pusaran udara di sekitar sayapnya.

"Terlihat seperti propeler di mana siripnya juga berputar," kata Dickinson. Selain itu, sayapnya disibakkan kembali ke pusaran udara yang dihasilkan kepakan sebelumnya sehingga menghasilkan energi dorong lebih besar daripada jika mengepak di udara bebas. Inilah tambahan energi lainnya yang membantu pengendalian percepatan saat satapnya berubah arah.

Hasil penelitian yang dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Sciences mungkin membantu para insinyur untuk mendesain propeler agar dapat berputar lebih stabil atau pesawat agar bermanuver dengan lebih baik. "Tapi, yang paling penting kami telah mengetahui bahwa Tuhan memberikan yang terbaik bagi lebah-lebah itu," lanjut Dickinson.

Gambar diri bukanlah suatu proses sehari jadi. Itu adalah proses "branding" yang terjadi semenjak kita kecil, bahkan sebelum kita dilahirkan. Pengalaman akan membuat kita belajar mempercayai sesuatu hal tentang diri kita.

Proses branding ini terbentuk oleh :

s Hubungan dengan orang tua
Hubungan dengan orang tua sudah dimulai sewaktu anak masih janin dalam rahim ibunya. Apabila dalam periode tersebut si anak mengalami, umpama, percobaan pengguguran, atau penolakan dari orang tuanya, maka hal tersebut bisa berdampak kepada keadaan kejiwaan anak tersebut setelah dia lahir.
Hubungan dengan orang tua terus berlanjut setelah anak tersebut lahir. Pertanyaan pertanyaan berikut bisa memandu kita:

§ Apakah anda dicintai oleh orang tua?
Seorang anak yang menerima cinta dan kehangatan dari keluarganya akan merasa bahwa dia pantas dicintai. Begitu juga sebaliknya. Kalau anda tidak menerima cinta dari keluarga anda (atau MERASA tidak menerima), maka akan terbentuk suatu gambaran bahwa anda tidak pantas menerima cinta atau dicintai.

§ Apakah anda diterima?
Sewaktu anda berbuat salah atau konyol, apa reaksi orang tua? Apakah mereka bertindak seolah-olah anda bukan anak mereka? Reaksi orang tua memberitahu kita apakah kita diterima apa adanya atau tidak. Kalau reaksi orang tua sifatnya negatif, maka kita bisa mengalami penolakan, sesuatu yang paling menyakitkan dalam hidup manusia. Gambar diri yang negatif akan terbentuk dan kita hidup dengan bolong besar dalam jiwa kita.

§ Apakah anda menerima penghargaan, pujian?
Penghargaan dan pujian dari orang tua berpengaruh besar dalam membentuk gambar diri kita. Kalau yang diterima adalah kritik terus menerus, anda akan merasa tidak berharga dan gagal.

§ ‘Label’ apa yang anda terima?
Kata kata yang dipakai orang tua untuk menilai anak mereka sering kali ‘nempel’ dan diingat terus oleh si anak.
’Payah’
à anak membentuk gambar diri bahwa dia payah.
’Dasar tidak berguna’
à anak akan merasa dia memang tidak berguna.
’Bodoh/malas/berantakan/cengeng’ adalah kata kata yang sering dipakai untuk memberi ‘label’ pada anak.

§ Apa harapan (tuntutan/keinginan) orang tua terhadap anda?
Jika anda mempunyai orang tua yang terlalu menuntut atau standarnya terlalu tinggi, anda akan terbebani dengan tuntutan tersebut. Kalau anda tidak bisa memenuhi hal tersebut, anda boleh jadi akan merasa gagal dan tidak berguna.

s Hubungan dengan saudara kandung
Hubungan dengan saudara kandung, terutama dengan yang lebih tua, juga mempengaruhi pembentukan gambar diri kita. Pada masa kecil, saudara yang lebih tua biasanya menjadi teladan. Penerimaan dan kasih dari saudara kita berpengaruh besar pada kita.
Seringkali dalam satu keluarga ada anak yang dianggap favorit. Anak tersebut menjadi kebanggaan dan pembicaraan keluarga. Anak lain menjadi ‘tersisih’.

s Hubungan dengan teman sekolah dan guru
Pergaulan di sekolah mempunyai pengaruh besar dalam membentuk gambar diri seseorang, terutama di SMP dan SMA. Dalam umur remaja, seseorang mencari identitas diri. Biasanya dia menemukannya dalam kelompok sebaya. Kalau dia tidak diterima, hal ini mempengaruhi gambaran dia akan dirinya. Kalau dia sering menjadi bahan olok olok dan diberi ‘label’ tertentu, semakin rusaklah gambar dirinya.
Prestasi di sekolah berpengaruh dalam membangun gambar diri yang positif. Anak yang nilainya kurang memenuhi syarat atau tidak naik kelas akan membentuk gambar diri yang negatif.
Pandangan guru terhadap dia punya pengaruh yang mirip dengan pandangan orang tuanya.

s Teman sebaya dan masyarakat
Bagaimanakah pandangan masyarakat tentang seorang anak? Di beberapa budaya anak laki dianggap lebih berharga daripada anak wanita. Anak wanita akan merasa dirinya tidak berharga.

s Hubungan dengan TUHAN
Bagaimanakah pengalaman kita dengan Tuhan? Hal ini berpengaruh terhadap gambar diri kita. Pengalaman dengan Tuhan dan kepercayaan seseorang akan Firman-Nya akan mampu menghapuskan gambaran diri yang negatif dan memberikan gambaran diri yang positif.

Jika dari kecil proses branding kita bagus, maka hal tersebut akan membentuk kita menjadi pribadi yang sehat, sebab orang-orang yang bahagia dan sukses adalah orang-orang yang menerima dirinya dan bahagia akan keberadaanya, kemudian fokus untuk mengembangkan kelebihannya, dan hal ini hanya bisa terjadi jika GAMBAR DIRI kita sehat.

Sudah sehatkah gambaran diri anda??

beberapa referensi :

http://elcom.umy.ac.id/content/view/37/43/

Bahan pengajaran kelas Satir - SATIR TERAPHY by. Sukirno Tarjadi


Dapatkan Artikel saya langsung ke email anda, masukkan email anda :


3 comments:

Jafeto said...

PEnyebab kenapa kita terbentuk seperti sekarang.. Discussion are open :)

Yuni Wijayanto said...

Aku sangat setuju pada point terakhir --> Pengalaman dengan Tuhan dan kepercayaan seseorang akan Firman-Nya akan mampu menghapuskan gambaran diri yang negatif dan memberikan gambaran diri yang positif.
karna memang aku ngalaminya.
Postingan ini bisa aku pakai untuk jadi orang tua yang baik sehingga membentuk anak2ku mempunyai gambar diri positif.

Jafeto said...

Kalo ini memang pengalaman pribadi saya juga.
Dulu orang yang minder sekali, tetapi ketika belajar alkitab, saya melihat bahwa firman Tuhan berkata "lain" tentang diri saya, sehingga proses branding dalam diri JAfeto berubah...

Menurut saya setiap kita perlu untuk memasukkan hubungan dengan Tuhan sebagai sesuatu yang penting dalam bagian hidup kita.

© Jafeto, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena